Kebiasaan mengunyah bubblegum atau kita kenal permen karet ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu lho! Kebiasaan ini dikatakan dimulai sebagai tradisi oleh penduduk Yunani kuno. Tapi tentu saja “permen karet” mereka di zaman itu beda dengan yang sering kita konsumsi ya.
Fungsi awalnya
“Permen karet” versi mereka berasal dari getah pohon pistacia atlantica. Orang-orang Yunani kuno melakukan ini untuk membersihkan gigi mereka dan menyegarkan nafas. Kebiasaan ini diketahui juga dimiliki masyarakat Indian yang memanfaatkan damar segar dan harum untuk tujuan yang sama.
Selain orang-orang Yunani kuno dan Indian, suku Maya di daerah Amerika Tengah juga memiliki “permen karet” mereka sendiri yang dikenal sebagai chicle. Dibuat dari cairan getah pohon achras sapota, atau yang kita kenal sebagai pohon sawo, chicle kemudian dikenal sebagai bahan dasar permen karet.
Permen karet modern pertama
Walaupun sudah ada sejak berabad-abad lalu, awal mula permen karet modern seperti yang kita tahu sekarang baru muncul di tahun 1848. Di tahun itu, John Curtis membuat permen karet dari getah sejenis pohon cemara. Produknya jadi permen karet pertama yang dijual dalam bungkusan.
Walaupun rasanya cenderung pahit, permen karet versi Curtis terbukti laku. Namun karena persaingan dan semakin susahnya bahan baku getah cemara, di tahun 1850 Curtis membuat permen karet dari bahan parafin atau malam yang diberi rasa manis.
Orang pertama dengan hak paten permen karet
Meski permen karet ini jadi populer, Curtis tidak mematenkan penemuannya. Orang pertama dengan hak paten atas permen karet adalah Thomas Adams, seorang fotografer dengan pekerjaan tetap di New York City sebagai sekretaris.
Adams memang dikenal suka bereksperimen. Terinspirasi dari atasannya, seorang jenderal berkebangsaan Meksiko yang suka mengunyah chicle, Adams menambahkan rasa pada chicle untuk membuat makanan yang lebih manis dan lezat.
Rasa yang dipilih Adams pertama kali adalah licorice hitam dan tutti frutti. Licorice atau akar manis dipilih karena punya rasa kuat dan tahan lama. Sementara itu, tutti frutti didapat dari menggabungkan macam-macam rasa buah untuk menghasilkan sensasi rasa manis dan segar.
Dari sana, industri permen karet semakin berkembang. Apalagi setelah Adams berpartner dengan William Wrigley Jt untuk membentuk American Chicle Company. Salah satu produk yang hadir dari kerja sama tersebut adalah Chiclets yang pertama dijual di tahun 1900 dan masih bertahan sampai sekarang.
Permen karet pertama yang bisa ditiup
Kesuksesan Adams dan Wrigley menginspirasi banyak pengusaha untuk terjun ke industri permen karet. Salah satunya adalah Frank H. Fleer, yang memulai The Fleer Corporation di tahun 1885 dan kemudian ingin bisnisnya terlihat mencolok dengan memproduksi permen karet tiup pertama di tahun 1906.
Permen karet tiup pertama itu dijual dengan merk Blibber-Blubber. Sayangnya, produk tersebut kurang diminati karena teksturnya yang terlalu lembek dan basah. Untungnya Fleer punya seorang akuntan bernama Walter Diemer yang kemudian menambahkan lateks ke resep Blibber-Blubber. Hasilnya adalah Dubble Bubble, permen karet bertekstur elastis dan melar yang bisa menghasilkan balon ikonik yang sudah kita tahu.
Permen karet sekarang
Permen karet belum berhenti berevolusi lho! Bahkan di era ini, masih ada banyak pabrikan yang bereksperimen dengan macam-macam bahan pangan untuk menghasilkan permen karet yang lebih baik secara rasa maupun tekstur.
Dan di zaman sekarang, permen karet atau bubblegum bukan hanya dinikmati dalam bentuk permen lho! Rasa permen karet yang manis dan khas banyak digunakan untuk bahan makanan lain seperti minuman, es krim, dan gelato. Rasa permen karet cukup populer lho! Kamu yang ingin mencoba sensasi menikmati permen karet yang berbeda bisa cobain Bubblegum Pop-Up Candy dari Velluto Gelato. Paduan rasa permen karet dan permen pop-up yang meledak di mulut pasti bakal bikin hari-harimu lebih segar dan ceria.
Pesan gelato bubblegum kamu sekarang yuk melalui link berikut! Follow juga Instagram @VellutoGelato untuk tahu update rasa atau promo-promo terbaru dari kami.
0 Comments